silsilah iman kpd hari akhir -8-
0 Comments Published by latifa on Monday, July 21, 2008 at 3:51 AM. SYAFAAT YANG TERBESAR
Ketika manusia mengalami kepayahan yang begitu dahsyat pada hari qiyamat, hingga mereka tidak dapat memikul beban-beban yang ada pada hari tersebut, maka saatnyalah waktu untuk memohon syafaat al udhma. Yaitu syafaat yang hanya khusus diperuntukkan bagi Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam. Dan syafaat beliau yang terbesar adalah syafaat pada Hari Kiamat, dimana seluruh manusia diliputi dengan kesedihan dan beban berat yang tidak sanggup mereka pikul, sehingga (menyebabkan mereka) mencari orang yang dapat memberikan syafaat untuk mereka kepada Allah agar mereka segera dibebaskan dari keadaan yang sangat sulit ini. Maka mereka menemui Nabi Adam kemudian Nabi Nuh, kemudian Nabi Ibrahim, kemudian Nabi Musa lalu menemui Nabi Isa, namun mereka semua tidak dapat memberikan syafaat mereka. Hingga akhirnya mereka menemui Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wasallam lalu beliau berdiri dan memberikan syafaat ini di hadapan Allah Ta`ala agar Ia berkenan membebaskan hamba-hamba-Nya dari situasi dan keadaan yang maha dasyat tersebut. Maka Allah Ta`ala kemudian mengabulkan doa beliau dan menerima syafaat beliau. Dan inilah tempat terpuji yang dijanjikan Allah Ta`ala untuk Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam, Allah berfirman: Dan pada sebagian malam hari bersembayang tahajudlah kamu sekalian sebagai suatu hadiah tambahan bagi kalian, mudah-mudahan Tuhan kalian mengangkat kamu sekalian ke tempat yang terpuji. (Al Isra` : 79).
Macam-macam syafaat pada hari qiyamat:
1) Syafaat al udzma (syafaat yang terbesar) seperti yang tertera pada keterang di atas.
2) Syafaat pada orang-orang yang bertauhid tetapi masuk neraka, dengan syafaat tsb mereka tidak masuk neraka.
3) Syafaat Rasulullah terhadap kaumnya yang pahala kebaikan dan dosa kejelekan sama beratnya, Rasulullah memberi syafaat kepada mereka hingga mereka masuk surga.
4) Syafaat Rasulullah dalam mengangkat derajat orang-orang yang telah masuk surga lebih dari yang menjadi hak mereka sesuai amalan mereka.
5) Syafaat Rasulullah terhadap suatu kaum hingga mereka masuk surga tanpa hisab.
6) Syafaat Rasulullah terhadap pamannya Abu Thalib hingga Allah meringankan siksanya di neraka, dengan syafaat tsb Allah mengeluarkan Abu Thalib hingga ke permukaan neraka dengan kaki yang tertutup api dan otaknya mendidih karenanya.
7) Syafaatnya untuk memberikan ijin kepada kaum mukminin untuk masuk surga.
Adapun syafaat untuk orang-orang yang mempunyai dzunub bukan hanya dimiliki oleh Rasulullah saja, tetapi para Nabi, kaum syahid, dan para ulama juga dapat memberikan syafaat kepada mereka, tetapi Rasulullah lah yang mempunyai hak terbesar untuk memberi syafaat.
PENGHISABAN DAN PEMBALASAN
Allah akan menghisab semua manusia, menghisab perbuatan dan perkataan, dan apa-apa yang mereka lakukan ketika di dunia hingga Allah akan memberikan balasan yang setimpal dengan apa yang dikerjakannya di dunia.
Pemandangan Penghisaban
Allah menceritakan tentang pemandangan hari penghisaban dengan firman yang artinya:
Dan terang benderanglah bumi [padang mahsyar] dengan cahaya [keadilan] Tuhannya; dan diberikanlah buku [perhitungan perbuatan masing-masing] dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan. (Az Zumar :69)
Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan malaikat [pada hari kiamat] dalam naungan awan, dan diputuskanlah perkaranya. Dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan. (Al Baqarah: 210)
Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang [tertulis] di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak [pula] yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada [tertulis]. Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang jua pun". (Al Kahfi: 49)
Kaidah-Kaidah dalam penghisaban Allah terhadap makhlukNya
Seandainya Allah mengadzab semua makhlukNya, maka Allah pun dalam hal itu tidak dholim sama sekali, karena mereka adalah hamba-hambaNya, dan Raja atau Penguasa berkehendak untuk melakukan apa saja terhadap hamba-hamba itu. Tetapi Allah subhanahu wa ta'ala mengadili dengan pengadilan yang sangat adil, tiada keadilan seperti pengadilan Allah.
Kaidah-kaidah dalam penghisaban:
1) Keadilan yang sangat sempurna
2) Seseorang tidak dikenai dosa yang dikerjakan orang lain.
3) Allah akan memperlihatkan kepada hamba-hambaNya tentang semua yang telah mereka perbuat di dunia. Hal ini dengan cara Allah memberikan shuhuf amalan (raport), dan mereka akan membacanya.
4) Pelipatgandaan pahala terhadap amal kebaikan, tanpa pelipatgandaan dosa kejelekan. Bahkan termasuk rahmat Allah juga Allah mengganti kejelekan dengan kebaikan.
5) Pengadaan saksi-saksi terhadap orang kafir dan munafiq.
Hal-hal yang akan ditanyakan kepada hamba-hamba
1. kekafiran dan kesyirikan
2. apa yang dikerjakan di dunia
3. kenikmatan yang dinikmatinya
4. perjanjian
5. pendengaran, penglihatan dan hati
Yang pertama kali di hisab
Yang pertama kali dihisab dari hak-hak Allah yaitu perkara sholat. Rasulullah bersabda: "hal pertama yang akan dihisab dari amalnya yaitu sholatnya. Jika sholatnya bagus maka ia telah beruntung dan selamat, jika sholatnya rusak maka ia sungguh telah kecewa dan merugi, jika sholat fardhunya ada yang kurang, maka Allah akan berkata: Lihatlah, apakah hambaku ini mempunyai amalah tathowwu'? lalu Allah menyempurnakan kekurangan itu dengan tathawwu'. Lalu Allah menghisab amalan-amalan yang lain.
Macam-macam hisab
Penghisaban terhadap hamba-hamba berbeda-beda derajatnya. Sebagian manusia hisabnya sangat sulit, sangat payah, mereka yaitu orang kafir yang musyrik, mengingkari para Rasul. Kaum muwahhidin yang berbuat maksiyat juga bisa dihisab dengan penghisaban yang panjang karena sebab dosa dan maksiyatnya.
Sebagian manusia masuk surga tanpa hisab, merekalah golongan 70. 000 roang. Merekalah contoh-contah keimanan yang tulus tanpa adanya syirik, teladan ketakwaan dan kebaikan.
Sebagian yang lain akan dihisab dengan hisab yang mudah, hisab yang tanpa debat, tanpa diperinci, tetapi dilihatkan kepada mereka dosa-dosa lalu Allah memaafkan mereka hingga masuk surga. Dan inilah maksud dari firman Allah:
Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, (7) maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, (8) (Al Insyiqaq 7-8)
PEMBERIAN KITAB KEPADA HAMBA-HAMBA
Pada akhir dari kejadian hisab, tiap hamba akan diberi kitabnya, yaitu buku catatan yang sempurna tentang amalannya di dunia. Pemberian kitab ini caranya berbeda di antara hamba. Adapun orang mukmin maka ia akan diberi kitabnya dari arah sebelah kanannya dan dari depan, ia akan dihisab dengan hisab yang mudah.
Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya [4] dari sebelah kanannya, maka dia berkata: "Ambillah, bacalah kitabku [ini]". (19) Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. (20) Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, (21) dalam surga yang tinggi. (22) Buah-buahannya dekat, (23) [kepada mereka dikatakan]: "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari- hari yang telah lalu". (24) (Al Haqqah)
Sedangkan kaum kafir, munafik, dan orang-orang yang sesat maka mereka diberi kitab mereke dari arah sebelah kiri dan dari belakang.
Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: "Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku [ini], (25) Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku, (26) Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. (27) Hartaku sekali-kali tidak memberi manfa’at kepadaku. (28) Telah hilang kekuasaanku dariku" (29) [Allah berfirman]: "Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya." (30) Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. (31) Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.(32) (Al Haqqah)
Dan ketika diberikan kitab-kitab, akan dikatakan kepada mereka: [Allah berfirman]: "Inilah kitab [catatan] Kami yang menuturkan terhadapmu dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan." (29) (Al Jatsiyah)
Ketika manusia mengalami kepayahan yang begitu dahsyat pada hari qiyamat, hingga mereka tidak dapat memikul beban-beban yang ada pada hari tersebut, maka saatnyalah waktu untuk memohon syafaat al udhma. Yaitu syafaat yang hanya khusus diperuntukkan bagi Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam. Dan syafaat beliau yang terbesar adalah syafaat pada Hari Kiamat, dimana seluruh manusia diliputi dengan kesedihan dan beban berat yang tidak sanggup mereka pikul, sehingga (menyebabkan mereka) mencari orang yang dapat memberikan syafaat untuk mereka kepada Allah agar mereka segera dibebaskan dari keadaan yang sangat sulit ini. Maka mereka menemui Nabi Adam kemudian Nabi Nuh, kemudian Nabi Ibrahim, kemudian Nabi Musa lalu menemui Nabi Isa, namun mereka semua tidak dapat memberikan syafaat mereka. Hingga akhirnya mereka menemui Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wasallam lalu beliau berdiri dan memberikan syafaat ini di hadapan Allah Ta`ala agar Ia berkenan membebaskan hamba-hamba-Nya dari situasi dan keadaan yang maha dasyat tersebut. Maka Allah Ta`ala kemudian mengabulkan doa beliau dan menerima syafaat beliau. Dan inilah tempat terpuji yang dijanjikan Allah Ta`ala untuk Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam, Allah berfirman: Dan pada sebagian malam hari bersembayang tahajudlah kamu sekalian sebagai suatu hadiah tambahan bagi kalian, mudah-mudahan Tuhan kalian mengangkat kamu sekalian ke tempat yang terpuji. (Al Isra` : 79).
Macam-macam syafaat pada hari qiyamat:
1) Syafaat al udzma (syafaat yang terbesar) seperti yang tertera pada keterang di atas.
2) Syafaat pada orang-orang yang bertauhid tetapi masuk neraka, dengan syafaat tsb mereka tidak masuk neraka.
3) Syafaat Rasulullah terhadap kaumnya yang pahala kebaikan dan dosa kejelekan sama beratnya, Rasulullah memberi syafaat kepada mereka hingga mereka masuk surga.
4) Syafaat Rasulullah dalam mengangkat derajat orang-orang yang telah masuk surga lebih dari yang menjadi hak mereka sesuai amalan mereka.
5) Syafaat Rasulullah terhadap suatu kaum hingga mereka masuk surga tanpa hisab.
6) Syafaat Rasulullah terhadap pamannya Abu Thalib hingga Allah meringankan siksanya di neraka, dengan syafaat tsb Allah mengeluarkan Abu Thalib hingga ke permukaan neraka dengan kaki yang tertutup api dan otaknya mendidih karenanya.
7) Syafaatnya untuk memberikan ijin kepada kaum mukminin untuk masuk surga.
Adapun syafaat untuk orang-orang yang mempunyai dzunub bukan hanya dimiliki oleh Rasulullah saja, tetapi para Nabi, kaum syahid, dan para ulama juga dapat memberikan syafaat kepada mereka, tetapi Rasulullah lah yang mempunyai hak terbesar untuk memberi syafaat.
PENGHISABAN DAN PEMBALASAN
Allah akan menghisab semua manusia, menghisab perbuatan dan perkataan, dan apa-apa yang mereka lakukan ketika di dunia hingga Allah akan memberikan balasan yang setimpal dengan apa yang dikerjakannya di dunia.
Pemandangan Penghisaban
Allah menceritakan tentang pemandangan hari penghisaban dengan firman yang artinya:
Dan terang benderanglah bumi [padang mahsyar] dengan cahaya [keadilan] Tuhannya; dan diberikanlah buku [perhitungan perbuatan masing-masing] dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan. (Az Zumar :69)
Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan malaikat [pada hari kiamat] dalam naungan awan, dan diputuskanlah perkaranya. Dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan. (Al Baqarah: 210)
Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang [tertulis] di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak [pula] yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada [tertulis]. Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang jua pun". (Al Kahfi: 49)
Kaidah-Kaidah dalam penghisaban Allah terhadap makhlukNya
Seandainya Allah mengadzab semua makhlukNya, maka Allah pun dalam hal itu tidak dholim sama sekali, karena mereka adalah hamba-hambaNya, dan Raja atau Penguasa berkehendak untuk melakukan apa saja terhadap hamba-hamba itu. Tetapi Allah subhanahu wa ta'ala mengadili dengan pengadilan yang sangat adil, tiada keadilan seperti pengadilan Allah.
Kaidah-kaidah dalam penghisaban:
1) Keadilan yang sangat sempurna
2) Seseorang tidak dikenai dosa yang dikerjakan orang lain.
3) Allah akan memperlihatkan kepada hamba-hambaNya tentang semua yang telah mereka perbuat di dunia. Hal ini dengan cara Allah memberikan shuhuf amalan (raport), dan mereka akan membacanya.
4) Pelipatgandaan pahala terhadap amal kebaikan, tanpa pelipatgandaan dosa kejelekan. Bahkan termasuk rahmat Allah juga Allah mengganti kejelekan dengan kebaikan.
5) Pengadaan saksi-saksi terhadap orang kafir dan munafiq.
Hal-hal yang akan ditanyakan kepada hamba-hamba
1. kekafiran dan kesyirikan
2. apa yang dikerjakan di dunia
3. kenikmatan yang dinikmatinya
4. perjanjian
5. pendengaran, penglihatan dan hati
Yang pertama kali di hisab
Yang pertama kali dihisab dari hak-hak Allah yaitu perkara sholat. Rasulullah bersabda: "hal pertama yang akan dihisab dari amalnya yaitu sholatnya. Jika sholatnya bagus maka ia telah beruntung dan selamat, jika sholatnya rusak maka ia sungguh telah kecewa dan merugi, jika sholat fardhunya ada yang kurang, maka Allah akan berkata: Lihatlah, apakah hambaku ini mempunyai amalah tathowwu'? lalu Allah menyempurnakan kekurangan itu dengan tathawwu'. Lalu Allah menghisab amalan-amalan yang lain.
Macam-macam hisab
Penghisaban terhadap hamba-hamba berbeda-beda derajatnya. Sebagian manusia hisabnya sangat sulit, sangat payah, mereka yaitu orang kafir yang musyrik, mengingkari para Rasul. Kaum muwahhidin yang berbuat maksiyat juga bisa dihisab dengan penghisaban yang panjang karena sebab dosa dan maksiyatnya.
Sebagian manusia masuk surga tanpa hisab, merekalah golongan 70. 000 roang. Merekalah contoh-contah keimanan yang tulus tanpa adanya syirik, teladan ketakwaan dan kebaikan.
Sebagian yang lain akan dihisab dengan hisab yang mudah, hisab yang tanpa debat, tanpa diperinci, tetapi dilihatkan kepada mereka dosa-dosa lalu Allah memaafkan mereka hingga masuk surga. Dan inilah maksud dari firman Allah:
Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, (7) maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, (8) (Al Insyiqaq 7-8)
PEMBERIAN KITAB KEPADA HAMBA-HAMBA
Pada akhir dari kejadian hisab, tiap hamba akan diberi kitabnya, yaitu buku catatan yang sempurna tentang amalannya di dunia. Pemberian kitab ini caranya berbeda di antara hamba. Adapun orang mukmin maka ia akan diberi kitabnya dari arah sebelah kanannya dan dari depan, ia akan dihisab dengan hisab yang mudah.
Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya [4] dari sebelah kanannya, maka dia berkata: "Ambillah, bacalah kitabku [ini]". (19) Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. (20) Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, (21) dalam surga yang tinggi. (22) Buah-buahannya dekat, (23) [kepada mereka dikatakan]: "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari- hari yang telah lalu". (24) (Al Haqqah)
Sedangkan kaum kafir, munafik, dan orang-orang yang sesat maka mereka diberi kitab mereke dari arah sebelah kiri dan dari belakang.
Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: "Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku [ini], (25) Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku, (26) Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. (27) Hartaku sekali-kali tidak memberi manfa’at kepadaku. (28) Telah hilang kekuasaanku dariku" (29) [Allah berfirman]: "Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya." (30) Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. (31) Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.(32) (Al Haqqah)
Dan ketika diberikan kitab-kitab, akan dikatakan kepada mereka: [Allah berfirman]: "Inilah kitab [catatan] Kami yang menuturkan terhadapmu dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan." (29) (Al Jatsiyah)
0 Responses to “silsilah iman kpd hari akhir -8-”