« Home | fikih wanita bab puasa » | 10 Bulan Asiya » | Ramadhan di Kuwait tahun ini » | Tetangga -part 1- » | Ayo Asiya,lagi, lagi dan lagi :) » | Hunting Tema Untuk Persiapan "Risalah Jamiiyyah" » | The First Reading Quran and Memorizing Short Surra... » | Lomba Hafalan n Baca Al Quran untuk TKW » | Bingung... » | ibumu...ibumu...ibumu... »

Rindu Baitullah

pertama kali melihat ka'bah, ketika saya berusia 16 tahun. Waktu itu adalah tahun pertama saya di Kuwait. Adalah bulan Ramadhan 2007 -kurang pasti tahun hijriyahnya-. Saya dan teman2 asrama yang terpilih berangkat umrah dengan sponsor Kementrian Awqaf Kuwait. Kami berangkat dengan ditemani oleh Wa'dzot -katakan Daiyah- dari Kementrian Awqaf. Sungguh nikmat tersendiri bagi saya pada waktu itu. Saya yang waktu itu masih bisa dikatakan murid baru bisa ikut dalam kafilah umrah. alhamdulillah. Bapak Ibu saya saja belum mampu menunaikan haji di kala itu, tapi alhamdulillah, saya yang baru saja datang di kuwait, diberi rizki yang tak disangka2 untuk berangkat umrah. tidak dikira memang, saya dan teman2 yang rajin datang dan hadir dalam acara2 kementrian awqaf; ceramah, mukhoyyam, naadi al ahibbah dan acara2 positif yang lain, mendapatkan penghargaan dengan bisa berumrah gratis dengan mengendarai pesawat pula dan dengan fasilitas pulus akomodasi yang mewah.
cuma sayangnya, waktu itu, saya -katakan masih ABG-, belum bisa memanfaatkan waktu dan kesempatan dengan baik, yang ada ya penyesalan. Kita berangkat umrah pada tgl 20-25 ramadhan, berarti seharusnya kita bisa bermunajat, sholat tarawih dan qiyam dengan khusyu'. tetapi kenyataannya tidak, saya dan kelompok saya, tiap kali sholat tarawih hanya sholat sampai 8 rakaat saja, tidak ikut sholat hingga imam selesai, tahu kenapa hal itu bisa terjadi? ya, saya dan kelompok saya lebih mementingkan untuk jalan2 ke pasar setelah selesai 8 rakaat daripada meneruskan tarawih bersama imam!! :(. begitu terus terjadi hampir tiap malam sampai hari kita harus balik lagi ke kuwait. ya Allah, ampuni kami. saya mengaku khilaf, saya dan teman2 saya yang waktu itu usianya 16-18an tahun, masih berfikir bahwa kami masih ABG yang pengennya leha-leha saja.
setelah hal itu terjadi, saya hanya menyesal. Kenapa dulu ketika ada kesempatan yang datangnya tidak tentu, kenapa ko tidak digunakan dengan sebaiknya. nasi sudah menjadi bubur.

melihat Ka'bah yang ke dua kalinya, saya baru tingkat pertama di KU, tahun 2001, alhamdulillah, Ada saja rizqi yang datang. saya dan teman saya -satu orang, dari Nigeria-, diberi kesempatan untuk menunaikan haji dengan gratis dengan sponsor salah seorang muhsinin di kuwait, dengan transportasi bus. Allahu Akbar. berarti saya akan melihat baitullah, ka'bah Al musyarrafah, untuk kedua kalinya setelah 3 tahun berlalu. kali ini saya menguatkan azzam untuk benar2 menggunakan kesempatan dengan baik. dan Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah saya bisa untuk itu.

melihat Ka'bah yang ke tiga kalinya, saya masih tingkat tiga di KU, tahun 2003, alhamdulillah, pihak IPC-semacam organisasi dakwah untuk masyarakat non kuwait- memberi tugas saya untuk menjadi guide bagi wanita2 indonesia yang ikut haji dengan IPC. lagi2 saya bisa melihat ka'bah dengan gratis.

Nah untuk yang ke empat kali...bersambung

1 Responses to “Rindu Baitullah”

  1. # Anonymous Anonymous

    Kebahagiaan hati yang sungguh tidak ternilai saat berkunjung ke rumah Gusti.
    Betapa senangnya saat itu terulang kembali dan terulang kembali, sementara yang lain harus menunggu dan menunggu.
    Terkadang rezeki memang datang dengan tidak disangka-sangka. Tapi siapa yang tahu bahwa besok saya juga bisa?
    Bisa mimpi (saja) maksudnya

    :)

    Selamat ya, mbak sudah memnuhi rukun islam yang ke lima. Semoga amalnya diterima. Dan semoga blog ini mendapat berkah

    Amien

    antown.blogspot.com
    usmany.deviantart.com  

Post a Comment



www.flickr.com

© 2006 ummi asiya | Blogger Templates by GeckoandFly| diutak-atil olehabi asiya .