Haji 1446 Kali Ini Bukan Haji Akbar?!

Beberapa kawan CJH mengemukakan keresahannya pasca sidang itsbat rukyat hilal di Saudi yang menyatakan bahwa Rabu ini 28/5/2025 adalah mulainya 1/12/1446 atau mulainya tgl 1 Dzul Hijjah. Hasil isbat ini memicu keresehan mereka, yang tadinya tahun 2025 ini atau haji 1446 ini menurut kalender sebelumnya adalah bahwa 1 Dzul Hijjah adalah Kamis 29/5 yang kemudian menandakan bahwa hari Arafah (9 Dzul Hijjah) adalah bertepatan dengan sayyidul ayyam: hari Jumat, yang diyakini oleh banyak CJH bahwa tahun ini adalah Haji Akbar. 

Pasca sidang isbat hilal 1 Dzul Hijjah, asumsi bahwa haji tahun ini adalah haji akbar menjadi gugur, dikarenakan hari arafah (9 Dzul Hijjah) nanti bertepatan di hari Kamis bertepatan dengan 5 Juni 2025. Berarti tahun ini bukan haji akbar, ya? Begitu ucap beberapa kawan CJH yang merasa agak kecewa dan bisa dikatakan sedikit sedih. Hehe

Yang tidak berangkat haji bisa jadi tepuk tangan, karena tidak jadi haji akbar… (kok jadi su’udhon)..hiks hiks

Haji Akbar, apa maksudnya?

Kata akbar berasal dari kata sifat Kabiir, yang terus kemudian berubah wazannya ke wazan af’ala yang berarti ter/paling. Sehingga haji akbar secara bahasa artinya adalah haji terbesar. Redaksi kata Akbar bila dicari di KBBI daring kita akan menemukan arti akbar adalah besar.
 
Istilah haji akbar dalam ayat al-Quran terabadikan pada ayat 3 dari QS at-Taubah: 
وَأَذَانٌ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ أَنَّ اللَّهَ بَرِيءٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ ۙ 
وَرَسُولُهُ ۚ
Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin

Al-Qurthubi (jilid 8, hal 70) menjelaskan bahwa tafsir Hari Haji Akbar pada ayat di atas memiliki banyak penafsiran. 

Pertama: yang dimaksud dengan hari Haji Akbar adalah hari Arafah. Pendapat ini berdasarkan riwayat dari Umar, Usman, Ibnu Abbas, Thawus dan Mujahid, yang kemudian menjadi pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam Syafii. 

Kedua: yang dimaksud dengan Haji Akbar adalah Hari Nahr, atau tgl 10 dzul hijjah. Ini merupakan pendapat at-Thobari. 

Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Nabi berdiri pada hari an-Nahr pada Haji Wada’ dan bertanya: ini hari apa? Mereka menjawab: ini adalah hari an-Nahr. Maka Nabi menjawab: Ini adalah hari Haji Akbar. (HR Abu Dawud)

Abu hurairah, abu bakar juga meriwayatkan bahwa hari Haji Akbar adalah Hari an-Nahr. Ini sebagai sanggahan terhadap perkataan bahwa hari itu adalah haji asghar (kecil)

Pendapat ini juga merupakan pendapat Ibnu Abi Aufa yang mengatakan bahwa: Hari Haji Akbar adalah hari an-Nahr, pada hari itu terjadi penyembelihan, tahallul awal. Terdapat banyak amalan haji di hari tersebut, bahkan bisa selesai dengan tahullul kedua, yang mana semua keharaman bagi seorang yang ihram haji dapat selesai, dan menjadi halal kembali. 

Atha berkata: Haji Akbar adalah yang terdapat wukuf di arafah, sementara haji kecil tiada wukufnya, haji kecil adalah Umrah. 

Ketiga: Haji akbar adalah sebutan haji Nabi, atau Haji Wada’ di mana ayat-ayat surat Bara’ah ayat 3 turun pada waktu itu. 

Keempat: haji Akbar adalah haji dengan cara tamattu’ dan qiran, karena pada dua jenis ini terdapat umrah. Sementara haji ashghar atau haji kecil adalah haji dengan cara ifrad. Ini merupakan pendapat Mujahid. 

Dari sini jelas bahwa secara tafsir, Haji Akbar artinya adalah hari an-Nahr atau tgl 10 Dzul Hijjah, menurut pendapat mayoritas ulama. Pada tlg 10 ini telah selesai wukuf, malam 10 nya ada mabiz di muzdalifah. Tanggal 10 nya terdapat penyembelihan, lempar jumrah aqabah, dilanjutkan dengan tawaf ifadhah dan sai, dan tahallul. Rukun-rukun haji selesai di sini. Menyisakan wajib haji yang lain pada hari-hari tasyriq: mabit di mina, lempar tiga jumrah, dan tawaf wada’. 

Memang tidak seratus persen keliru anggapan bahwa bila hari arafah bertepatan dengan hari jum’at maka itu adalah haji akbar, yang mana maksudnya adalah lebih baik bila dibanding dengan haji yang mana wukufnya di selain Jumat. Karena haji akbar yang dilakukan oleh Nabi yaitu haji pertama dan terakhirnya, wukuf di arafahnya bertepatan dengan hari Jumat. Kebaikan di atas kebaikan yang lain. Hari wukuf adalah kebaikan, hari jumat adalah sayyidul ayyam: penghulu hari. Sehingga keutamaan hari arafah bertambah dengan keutamaan hari jumat. Dan itulah haji Nabi. 

Menarik untuk disimak adalah perkataan Mubarakfuri dalam Kitab Tuhfatul Ahwadzi, cetakan Darul Kutub Ilmiyyah, Beirut pada jilid 4/27: 
قَدْ اشْتَهَرَ بَيْنَ الْعَوَّامِ أَنَّ يَوْمَ عَرَفَةَ إِذَا وَافَقَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ كَانَ الْحَجُّ حَجًّا أَكْبَرَ وَلَا أَصْلَ لَهُ نَعَمْ رَوَى رَزِينٌ عَنْ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ كرز أَرْسَلَهُ أَفْضَلُ الْأَيَّامِ يَوْمُ عَرَفَةَ وَإِذَا وَافَقَ يَوْمَ جُمُعَةٍ فَهُوَ أَفْضَلُ مِنْ سَبْعِينَ حَجَّةً فِي غَيْرِ يَوْمِ جُمُعَةٍ
كَذَا فِي مَجْمَعِ الْفَوَائِدِ وَهُوَ حَدِيثٌ مُرْسَلٌ وَلَمْ أَقِفْ عَلَى إسناده
Telah masyhur di kalangan orang awam bahwa ketika hari Arafah bertepatan pada haru Jum’at, maka haji tersebut adalah Haji Akbar. Pandangan ini tidak memiliki dasar. Meski demikian, Razin meriwayatkan secara Mursal dari Thalhah bin 'Ubaidillah bahwa haji tersebut lebih utama dari tujuh puluh haji di selain hari Jum’at. Begitu pula pada kitab Majma’ al-Fawaid. Namun kesumua adalah hadis Mursal, yang tidak ada landasan sanadnya. 

So, jangan kecewa bila hari arafah kali ini, di tahun 1446 (2025) tidak jatuh di hari jumat. Meski begitu tetap dianggap sebagai haji akbar mengikuti penafsiran klasik para ulama’

Selamat Beribadah Haji. Taqabbalallah. 
Selamat memasuki hari-hari istimewa 10 hari pertama dzul hijjah. Allahu Akbar Allahu Akbar La ilaha Illallah Allahu Akbar Walillahil Hamd. 

Ngaliyan, Hamba Allah 
1 Dzul HIjjah 1446
28 Mei 2025





www.flickr.com

© 2006 ummi asiya | Blogger Templates by GeckoandFly| diutak-atil olehabi asiya .