Stlh diam agak lama, memilah milih diksi dan hemmmmm.. nafas panjang.. pelan saya ajak diskusi.. ibu, brg x ibu dngar spotong2? Shingga ada yg tdk diketahui? Shingga yg didengar hnya ttg tidak mencium bau surga nya saja smntra lanjutannya atau sblmnya tdk ikut terdengar.. diam, si ibu penanya mncoba memutar kembali memorynya.
Atau mmg disana ada penceramah yg terlalu berapi2 mengingatkan para istri dg seabreg ancaman, smntara di sana pula, ada ancaman buat para suami yg tdk disampaikan.. krn notabene ini yg menyampaikan adalah penceramah laki2.. kesalahan siapa shingga terpola dibenak para muslimah seakan mereka tdk pnya hak bersuara, seakan mereka tdk pnya hak menggugat?!. Entahlah..
Barang kali ini yg dimaksud ibu penanya. Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أيُّما امرأةٍ سألت زوجَها طلاقاً فِي غَير مَا بَأْسٍ؛ فَحَرَامٌ عَلَيْهَا رَائِحَةُ الجَنَّةِ
“Wanita mana saja yang meminta kepada suaminya untuk dicerai _*tanpa kondisi mendesak*_ maka haram baginya bau surga” (HR Abu Dawud dan At-Turmudzi). Konsentrasi pada bold. 😀
Berikutnya, kita baca bersama bhwa Pensyarah Sunan Abi Dawud dlm kitab ‘Aunul Ma’buud menjelaskan ttg hadis di atas Yaitu jika tanpa ada kondisi mendesak memaksanya untuk meminta cerai…”
Atau barang x hadis ini? dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمُنْتَزِعَاتُ وَالْمُخْتَلِعَاتُ هُنَّ الْمُنَافِقَاتُ
“Para wanita yang berusaha melepaskan dirinya dari suaminya, yang suka khulu’ (gugat cerai) dari suaminya, mereka itulah para wanita munafiq.” (HR. Nasa’i)
Ngeri ya!.
Eh Sebentar dulu.. kita tdk bs memahami scara tekstual spt itu tnpa melihat syarah. para ulama hadis menafsirkan bhwa yg dimksd disini adalah para wanita yg meninta gugat cerai tnpa ada alasan yg dibenarkan syariat. So, jika ada alasan bgmn? Monggo dijawab sndri. Sedari awal di bagian pertama, saya cerita bhwa bs dipastikan hampir tiap wanita menginginkan nikah yg langgeng, ndak ada yg mau berhenti di tengah jalan sblm smpai 7an. Kira2 kemana 7an RT pembaca smua?.
Tp apakah ada, seorang wanita mnta cerai tnpa sebab ustadzah?, celetuk yang lain dlm sbuah kajian kemuslimahan yg sama. Krn ada hadis bunyi spt itu, shingga ada wanita2 yg mmg tnpa sebab mencari kegaduhan buat RT shingga mnta cerai, jelas saya. Contohnya? Yg lain bertny unt memperjlas. Hem, misalnya... krn reuni hingga terjadi CLBK, benih2 yg dulu muncul subur tnpa peduli msg2 sudah berkluarga. Terjadi bukan?! Naudzubillah. Atau contoh lain, suami seorang yg tanggung jwb, penyayang, nafkah dipenuhi smuanya, hnya saja si istri terus menerus kurang krn life style yg tinggi spy modis tp syari’y katanya, hehe, smua hrs branded, shingga apa yg dksh suaminya selalu saja kurang dan kurang. Akhirnya merasa bhwa suaminya tdk bs memenuhi kebutuhannya. Atau sebab2 lain yg wanita sndri itu tau, dan terjadi perang batin secara continue, krn sejatinya jika ada yg salah, maka hati akan merasa terusik. Dan itu wanita sndri yg lbh tau ttg kondisinya, apakah dia ada alasan yg dibenarkan atau tidak.
Hening..
-bersambung-
0 Responses to “Cerai Gugat - bagian 2-”